Surat Terbuka Untuk Pak Irianto Lambrie Sebagai Bentuk Terima Kasih
Surat Terbuka Untuk Pak Irianto Lambrie Sebagai Bentuk Terima Kasih

Surat Terbuka Untuk Pak Irianto Lambrie Sebagai Bentuk Terima Kasih

Bagaimana kabarnya pak ? Dimasa pandemi ini mungkin bapak sangat sibuk mengurusi banyak hal karena dampak covid-19. Semoga disela-sela kegiatan bapak memajukan kaltara, bapak masih sempat membaca surat terbuka saya ini.

Oh iya pak seperti judulnya, di sini saya mau menyampaikan terima kasih saya terkait bantuan langsung tunai (BLT) bagi mahasiswa/i asal kaltara terdampak Covid-19.

Betapa senangnya saya sebagai mahasiswa rantau mendengar kabar ini. Lumayan lah untuk meringankan beban biaya hidup (hehe).

Bagaimana tidak, nyatanya Pak Irianto dan Jajaran Pemprov Kaltara sangat peduli dengan masyarakatnya yg terdampak, hal yang amat sangat patut untuk dicontoh.

Tanpa berpikir panjang, saya langsung saja mencari tahu tentang apa saja syarat dan ketentuan untuk bisa mendapatkannya. Dan iya, satu hal yg pasti bukan instansi pemerintah namanya kalau tidak rumit dalam membuat prosedur agar (katanya) tepat sasaran, patut dicontoh lagi.

Luar biasa bukan? Ditengah pandemi, mengurusi hal-hal yg merepotkan sangatlah produktif bagi saya, biar ada kerjaan disela-sela kuliah online, ya walaupun berbahaya (hehe). Jadi Sekitar akhir bulai mei, mungkin jajaran bapak tau kalau saya mengurusi syarat BLT tersebut, 3x mengisi ulang biodata lengkap entah filenya hilang atau biar 3x kerja, ngeprint berkas yang sebenarnya takut keluar rumah untuk ngeprint tapi ndapapa yang penting bantuan cair, sediakan materai yang saya baru tahu harga materai itu beda-beda, dan mesti share location. Terkait berbagi lokasi katanya sih biar jelas saya tidak sedang pulang kampung.

Syarat yang saya kumpulkan begitu lengkap dan tepat waktu, maklum ada deadline dari pemprov untuk pengumpulannya yang saya rasa lebih mengerikan daripada deadline tugas kampus (haha). Bagi saya, tidak apa-apa mengeluarkan biaya untuk mengurusi semuanya asal BLT itu saya dapatkan “pikiran awal saya sih begitu pak”.

Dalam memberi BLT ini, Pak Irianto dan jajarannya sangat selektif dan tidak semua bisa dapat. Padahal mungkin saja semua mahasiswa/i sedang sangat membutuhkan dan memang terdampak Covid-19 langsung. Bukannya ini bantuan? Kok kayak beasiswa yang ada pake seleksi segala? Pendapat sok tau saya sih begitu pak, jadi jangan dibalas argumen ya, hehe.

Tapi makin kesini harapan untuk mendapatkan BLT semacam bukan lagi angin segar bagi saya pak, apa karna kalah sama cuaca jogja di musim kemarau? Ndak tau lah pak.

Tanggal 19 juli 2020, pak Irianto membuat postingan di laman facebook -dengan bahasa khas bapak-bapak politik pemerintahan- terkait BLT tersebut, yang memberitahukan kalau dana yang dibagikan itu sebesar Rp 600 ribu. Sekilas saya bergumam, “Apa saya lagi ikut pra kerja ya?”. Tapi tenang pak, saya tidak menyoalkan tentang lebih dulu status facebook daripada cairnya BLT, bukan juga soal whatsapp grup kami yang sering menanyakan kapan bantuan itu keluar. Maklum pak, banyak juga teman-teman yang memang sangat membutuhkan dan berharap dengan BLT yang bapak janjikan layaknya melihat bayang-bayang oase di gurun pasir dari kejauhan.

Saya tahu banyak juga teman-teman yang salah atau tidak melengkapi syarat dan ketentuan dalam mengajukan permohonan bantuan. Saya juga paham dengan tim penyusun kebijakan yang tidak tegas dengan kebijakannya sendiri itu hal yang lumrah juga. Hanya saja, saya juga senang karna itu jumlah yang cukup buat saya, sekaligus belajar untuk bagaimana caranya mengestimasi biaya hidup 3 bulan dengan biaya Rp 600 ribu.

Sekarang sudah masuk bulan agustus, dan tentu saja BLT yang dijanjikan belum juga dicairkan dari awal saya mengajukan pada bulai mei. Apa mungkin bapak suka prank ala-ala youtuber ? Hehe.
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada pak Irianto dan jajarannya, tiga bulan penungguan pun tidak masalah bagi saya. Justru saya berterima kasih atas inisiatif memberi bantuan ini.

Surat saya ini mungkin tidak se-formal dari surat-surat yang biasa bapak baca di meja kantor gubernur, atau mungkin surat ini tidak sampai ke bapak.

Tapi namanya bentuk terima kasih tidak pandang apapun kan pak? hehe.

Semoga surat terbuka ini rilis bertepatan dengan diterimanya bantuan, kalaupun tidak berarti itu bukan bertepatan.

Sekian surat terbuka ini saya sampaikan.

Sukses dan sehat selalu untuk bapak sekeluarga.

Luhur, Jogjakarta, 2020